Salah satu yang menjadi dasar berdirinya Museum Daerah
Riau adalah banyaknya benda-benda bercorak budaya maupun benda yang
menjadi sumber daya alam yang patut dilestarikan. Apalagi Riau dahulunya
merupakan pusat kebudayaan dan pernah berada di puncak kejayaan sebagai
kerajaan besar di Indonesia.
Usaha penyelamatan itu dimulai pada tahun anggaran
1977/1978 dengan secara bertahap mengumpulkan benda-benda 'bernilai
museum' setelah melalui perjuangan yang panjang, maka pada tahun
anggaran 1984/1985 dimulailah pembangunan gedung museum.
Museum Daerah Riau diresmikan oleh Direktur Jendral
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Edi Sedyawati
tanggal 9 Juli 1994. Pada saat itu pula nama Museum Sang Nila Utama
diresmikan. Nama 'Sang Nila Utama' berasal dari nama seorang Raja Bintan
yang berkuasa sekitar abad XIII di Pulau Bintan.
Koleksi Museum Daerah Riau
Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Museum Daerah Riau sampai tahun 2010 adalah 3.886 koleksi. Koleksi ini terdiri dari berbagai jenis yang keseluruhannya dapat diklasifikasikan menjadi 10 jenis yaitu geologika/geografika (koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi), biologika (koleksi yang berhubungan dengan biologi), etnografika (koleksi yang berhubungan dengan suku bangsa), arkeologi (koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan), historika (koleksi yang berhubungan dengan sejarah), numismatika dan heraldika (koleksi yang berhubungan dengan mata uang, stempel, dan tanda jasa), filologika (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno), keramologika (koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik), senirupa (koleksi yang berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni patung), teknologika/modern (koleksi yang berhubungan dengan teknologi dan rekayasa).
Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Museum Daerah Riau sampai tahun 2010 adalah 3.886 koleksi. Koleksi ini terdiri dari berbagai jenis yang keseluruhannya dapat diklasifikasikan menjadi 10 jenis yaitu geologika/geografika (koleksi yang berhubungan dengan geologi dan geografi), biologika (koleksi yang berhubungan dengan biologi), etnografika (koleksi yang berhubungan dengan suku bangsa), arkeologi (koleksi yang berhubungan dengan kepurbakalaan), historika (koleksi yang berhubungan dengan sejarah), numismatika dan heraldika (koleksi yang berhubungan dengan mata uang, stempel, dan tanda jasa), filologika (koleksi yang berhubungan dengan naskah kuno), keramologika (koleksi yang berhubungan dengan gerabah dan keramik), senirupa (koleksi yang berhubungan dengan seni lukis, seni kerajinan, dan seni patung), teknologika/modern (koleksi yang berhubungan dengan teknologi dan rekayasa).
Kegiatan di Museum Daerah Riau
Kegiatan yang dilaksanakan di Museum secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam dan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam adalah kegiatan-kegiatan peningkatan sarana dan prasarana museum, sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat adalah interaksi dengan masyarakat umum, seperti pameran, ceramah-ceramah, penyuluhan dan lomba yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.
Kegiatan yang dilaksanakan di Museum secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam dan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan museum ke dalam adalah kegiatan-kegiatan peningkatan sarana dan prasarana museum, sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat adalah interaksi dengan masyarakat umum, seperti pameran, ceramah-ceramah, penyuluhan dan lomba yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.
Fasilitas yang dimiliki oleh Museum Daerah Riau
Selain ruang pameran tetap yang menjadi pusat kunjungan masyarakat, Museum Daerah juga memiliki fasilitas lain sebagai penunjang fungsi museum. Fasilitas tersebut antara lain taman yang dilengkapi sarana bermain, gedung auditorium yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, perpustakaan, dan lain-lain.
Selain ruang pameran tetap yang menjadi pusat kunjungan masyarakat, Museum Daerah juga memiliki fasilitas lain sebagai penunjang fungsi museum. Fasilitas tersebut antara lain taman yang dilengkapi sarana bermain, gedung auditorium yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, perpustakaan, dan lain-lain.
Ruang pameran tetap Museum Daerah Riau memiliki luas 1.123
meter persegi dengan bentuk arsitektur tradisional Riau. Ruang pameran
terdiri dari dua lantai.
Sumber: Brosur 'Museum Daerah Riau Sang Nila Utama'. Pemerintah Provinsi Riau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2011
Alamat:
MUSEUM SANG NILA UTAMA
Jalan Jenderal Sudirman 194
Pekanbaru
MUSEUM SANG NILA UTAMA
Jalan Jenderal Sudirman 194
Pekanbaru
Telepon 0761 - 334 66
Jam Kunjungan:
Selasa-Kamis 08.00-15.00
Jumat 08.00-11.00
Sabtu-Minggu 08.00-13.00
Senin dan Hari Besar Tutup
Selasa-Kamis 08.00-15.00
Jumat 08.00-11.00
Sabtu-Minggu 08.00-13.00
Senin dan Hari Besar Tutup